Pengadilan banding Makau udah menampik tawaran Asian American Entertainment (AAE) untuk memunculkan ulang gugatan hukumnya yang udah berjalan lama senilai miliaran dolar terhadap Las Vegas Sands (LVS) atas perjanjian usaha yang berakhir dengan menyedihkan nyaris 25 th. lalu.
AAE, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha Taiwan Marshall Hao Shi-sheng, mengklaim bahwa perusahaan selanjutnya berutang US$7,5 miliar hingga US$12 miliar kepada raksasa kasino Semut 69 AS selanjutnya didalam kasus pelanggaran kontrak terbesar didalam histori perusahaan.
Kemitraan Putus
Perselisihan selanjutnya terlihat dari putusnya pertalian pada kedua belah pihak terhadap th. 2001, setahun sehabis mereka mengajukan tawaran dengan untuk lisensi kasino di pasar permainan Makau yang baru diliberalisasi.
LVS kemudian mengajukan tawaran yang direvisi didalam kemitraan dengan Galaxy Entertainment untuk apa yang kemudian menjadi Sands Macao. Operasi LVS di Makau setelah itu menjadikannya operator kasino terkaya di dunia, dan AAE percaya bahwa mereka layak beroleh bagian dari itu.
AAE berpendapat bahwa tanpa anjuran awalnya, LVS dapat susah menegosiasikan sistem perizinan yang rumit dan nuansa budaya di Makau.
Klaim senilai US$7,5 miliar hingga US$12 miliar didasarkan terhadap 70 persen laba LVS di Makau sejak menjadi berdagang terhadap th. 2004 hingga lisensinya berakhir th. lalu.
Namun, LVS mengklaim bahwa AAE-lah yang memutuskan pertalian tersebut. Sementara itu, mantan regulator Makau bersaksi bahwa LVS adalah pemohon yang terlampau diinginkan, dan pengalamannya sebagai operator Las Vegas lebih besar daripada kontribusi apa pun yang bisa saja diberikan oleh mitra perizinan lokal.
Pengadilan yang lebih rendah memutuskan terhadap bulan Mei 2022 bahwa AAE udah “mendistorsi fakta … terlampau melebih-lebihkan kuantitas kompensasi” dan mengajukan gugatan “dengan itikad buruk.”
Putusan pengadilan banding belum dipublikasikan. AAE tetap sanggup membawa kasus ini ke pengadilan tertinggi Makau, Pengadilan Banding Akhir.
Meskipun pengacara AAE, Jorge Menezes, tidak sudi menyebutkan lebih rinci mengenai ketentuan pengadilan minggu ini, ia menyebutkan kepada GGRAsia bahwa kliennya siap untuk “memperjuangkannya hingga akhir.”